Tuesday, February 23, 2010

ARWA BINTI ABDUL MUTALIB

Keistimewaannya terletak pada kepintarannya bersyair dan fasih berbicara. Kelebihan itu melengkapkan lagi pakejnya sebagai wanita dari kalangan anak bangsawan Mekah.ARWA BINTI ABDUL MUTALIB bin Hashim merupakan ibu saudara Rasullah s.a.w. antara orang pertama yang menerima islam juga tersenarai dalam kalangan mereka yang berhijrah ke Madinah serta banyak berjuang mempertahan kan Islam.
Pada zaman Jahiliyah Arwa berkahwin dengan Umair bin Wahab bin Abdul Manaf dan mendapat anak lelaki bernama Kulaib. Selepas Umair meninggal dunia dia berkahwin dengan Arta’ah Bin Syurahbil bin Hashim dan mendapat seorang puteri yang bernama Fatimah.
Selepas menerima Islam Arwa antara orang yang banyak mempertahankan Rasullah. Dia pernh berhadapan dengan Abu Lahab dan Abu Jahal semata-mata mahu menegakkan kebenaran baginda.Malah dia mendidik anaknya, Kulaib agar menjadi lelaki yang berani dan sentiasa berjuang bersama dengan Rasullah.
Dalam satu riwayat diceritakan mengenai Abu Jahal dan rakan-rakannya dating mengganggu Rasullah. Kulaib datang mempertahankan sepupunya Rasullah. Lantas memukul Abu Jahal sehingga luka kepala kafir itu. Orang ramai segera meleraikan pergaduhan itu dengan menangkap Kulaib dan mengikatnya. Kemudian mereka pergi kepada Arwa untuk mengadu hal berkenaan.
“Sebaik-baik hari Kulaib ialah pada hari menolak bahaya yang menimpa sepupunya. Bukankah dia membawa kebenaran di sisi Allah?” Arwa sengaja bertanya sebegitu kepada ornag kafir Quraisy.” “Kalau begitu kamu sudah mengikuti Muhammad? “ kumpulan Quraisy itu menyoal dengan marah.
“Ya!” tegas Kulaib
Syair yang diciptakan Arwa antara yang menyentuh hati. Dia mencipta nya khusus sebelum bapanya meninggal dunia.
Mataku menangis dan memang sudah patutlah dia menangis
Orang Mulia yang sifatnya sungguh pemalu kini sudah pergi
Jaguh dalam budi, terhormat dan mulinya tidak terperi
Kebanggannyasudah terkenal lama tidak pernah pun tersembunyi
Dia satu-satunya pemuda yang tangan sentiasa terbuka lagi murah hati
Dia kuat dan gagah dan tatkala darah mengalir pahlawan berani”

Srikandi islam(ummu aiman)


Ummu Aiman adalah seorang hamba sahaya yang diwariskan kepada Muhammad oleh ayahnya,Abdullah bin Abdul Muthalib. Ummu Aiman mengasuh Muhammad sampai usia dewasa. Dia dimerdekakan setelah Muhammad menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, kemudian dinikahi oleh ’Ubaid bin Al-Harits dari suku Khazraj. Dari pernikahannya dengan ’Ubaid, lahirlah Aiman. Aiman ikuthijrah dan berjihad bersama Muhammad dan gugur sebagai syahid dalam Perang Hunain.
Muhammad sangat menghormati Ummu Aiman. Suatu ketika beliau mengunjunginya dan berkata, ”Wahai Ibu!” Beliau juga pernah berkata, ”Wanita ini adalah anggota keluargaku yang masih tersisa.” Pada kesempatan lain beliau juga pernah berkata, ”Ummu Aiman adalah ibuku setelah ibuku (wafat).”
Ummu Aiman mengasuh Muhammad kecil dengan penuh kelembutan. Setelah Muhammad diangkat menjadi rasul, beliau pernah berkata, ”Barang siapa yang ingin menikah dengan wanita ahli surga, maka hendaklah ia menikahi Ummu Aiman.” Mendengar sabda beliau, Zaid bin Haritsah segera menikahinya. Dari pernikahannya dengan Zaid, lahirlah Usamah bin Zaid, lelaki kesayangan Muhammad.
Ketika Allah memerintahkan kaum muslim untuk hijrah ke Madinah, Ummu Aiman termasuk angkatan pertama yang turut hijrah ke Madinah. Dia melakukan hijrah dengan berjalan kaki, tanpa bekal, dan dalam keadaan puasa walaupun cuaca saat itu sangat panas, sehingga ia mengalami kehausan yang sangat. Selanjutnya, Allah memberikan kemurahan kepadanya dengan menurunkan dari langit satu timba air dengan tali timba yang berwarna putih. Dia pun meminumnya sampai puas.
Dalam sebuah riwayat, Ummu Aiman berkata, “Sesudah minum air itu, aku tidak merasakan haus lagi. Meskipun aku berpuasa di tengah hari yang biasanya aku merasa haus, kini aku tidak merasakan haus setelah minum air itu. Sejak saat itu, jika aku berpuasa pada hari yang sangat panas, aku tidak pernah merasakan haus."
Muhammad memperlakukan Ummu Aiman layaknya ibu beliau sendiri. Suatu saat Ummu Aiman mendatangi beliau dan berkata, ”Wahai Rasulullah, bawalah aku.” Beliau berkata, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.” Ia berkata lagi, ”Wahai Rasulullah, anak unta tidak sanggup menahan bebanku. Aku tidak mau.” Beliau berkata, ”Aku tidak mau membawamu, kecuali di atas anak unta." Rasulullah memang ingin mencandai Ummu Aiman, karena setiap unta itu pastilah anak unta yang lain. Begitulah Rasulullah, bahkan dalam bercanda pun, beliau tetap mengatakan sesuatu yang benar.
Ummu Aiman adalah wanita yang cedal (susah berbicara). Suatu ketika Ummu Aiman datang kepada Muhammad dan berkata, “Salaamun laa ’alaikum” (Semoga keselamatan tidak terlimpahkan kepadamu). Muhammad pun memaklumi ucapan salamnya itu, karena yang dia maksudkan sebenarnya adalah, ”Assalamu ’alaikum” (Semoga keselamatan tetap terlimpahkan kepadamu).
Di samping sifat-sifatnya yang terpuji, Ummu Aiman juga seorang wanita yang selalu ingin bergabung bersama pahlawan Islam dalam memerangi musuh-musuh Allah SWT untuk meninggikan kalimat-Nya, kendatipun usianya sudah tua. Dia ikut di medan perang Uhud. Di sana dia berusaha memanah sekuat kemampuannya, memberi minum pasukan yang kehausan, dan mengobati mereka yang terluka. Dia juga turut menyertai Muhammad dalam Perang Khaibar.
Setelah Muhammad wafat, Abu Bakar berkata kepada Umar, ”Marilah kita mengunjungi Ummu Aiman sebagaimana Muhammad juga pernah mengunjunginya.” Namun mereka berdua mendapati Ummu Aiman sedang menangis. Abu Bakar dan Umar bertanya, ”Apa yang membuatmu menangis? Bukankah tempat di sisi Allah lebih baik bagi Rasul-Nya?” Ummu Aiman menjawab, ”Aku menangis bukan karena tidak tahu bahwa tempat di sisi Allah adalah lebih baik bagi Muhammad. Aku menangis karena wahyu sudah terputus dari langit.” Mendengar jawaban itu Abu Bakar dan Umar pun ikut menangis bersamanya.
Ummu Aiman wafat pada masa khalifah Utsman bin Affan, bertepatan 20 hari setelah wafatnya Umar. Semoga Allah mencurahkan rahmat-nya kepada Ummu Aiman, wanita yang berhijrah dengan berjalan kaki dalam keadaan puasa, inang pengasuh Muhammad.

SUJUD

Ditulis oleh liriklagupopular pada pukul 12/08/2009 02:32:00 PM
[Mawi]
Bila dilanda musibah
Hati tabah mula rebah
Jangan biarkan dugaan
Rapuhkan pedoman hidup

Andai waktu itu tiba
Semaikan sifat bersabar
Hanya Dia saja menentu
Dan kita hanya mampu sujud

[KRU]
Jika direnung kembali
Dari kehidupan
Pelbagai halangan kutempuh penuh cabaran
Tiada satupun ku hadapi dengan senang dan
Tiada satupun ku hadapi dengan tenang

Tapi ku bersyukur
Di saat ku murung
Ku musikkan dalam kedua telapak tangan
Semangat yang dah luntur
Harapan yang dah terkubur
Diberi arah tukku teruskan

[Mawi]
Bila dilanda musibah
Hati tabah mula rebah
Jangan biarkan dugaan
Rapuhkan pedoman hidup

Andai waktu itu tiba
Semaikan sifat bersabar
Hanya Dia saja menentu
Dan kita hanya mampu sujud……

Hanya mampu sujud…..

[KRU]
Pernah kulihat mereka
Yang hilang segalanya
Insan yang tersayang
Atau harta benda
Pancaroba bencana juga malapetaka
Adalah sebahagian ujian dunia

Di sebalik kesusahan
Tidak letih mengerti erti kesenangan
Harusku akur dengan apa yang telah dikurnia
Barangkali esok semua berubah

Janganlah kita melupakanNya
Ketika langit cerah bersinar
Janganlah kita melupakanNya
Ketika langit mendung tak bercahaya

[Mawi]
Bila dilanda musibah
Hati tabah mula rebah
Jangan biarkan dugaan
Rapuhkan pedoman hidup

[KRU & Mawi]
Andai waktu itu tiba
Semaikan sifat bersabar
Hanya Dia saja menentu
Dan kita hanya mampu sujud……

Hanya mampu sujud…..

Friday, February 12, 2010

rebutlah kesempatan ini

Ambillah waktu untuk berfikir
itu adalah sumber kekuatan
Ambillah waktu untuk berdoa
itu adalah sumber ketenangan
Ambillah waktu untuk belajar
itu adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah waktu untuk bersahabat
itu adalah jalan untuk menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk memberi
itu membuatkan hidup terasa bererti
Ambillah waktu untuk bekerja
itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah waktu untuk beramal
itu adalah kunci menuju syurga

PanDuAn SeHariaN

Pages